Sabtu, 27 Mei 2017

Pendakian Kartini

 (Pamflet Pendakian Ibu Bumi)

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan hari Bumi, Mapala SPECTA mengadakan kegiatan yang bertemakan Pendakian Ibu Bumi pada 21-23 April di Gunung Merbabu via jalur Selo, Boyolali. Pendakian Ibu Bumi yang mengusung aksi pendaki berkebaya dan lomba bersih gunung diikuti oleh 33 peserta baik dari anggota SPECTA, organisasi, mahasiswa maupun umum.  Dukungan dan antusiasme para Mahasiswa IAIN Surakarta yang tidak dapat mengikuti kegiatan inipun menyertai kelancaran acara ini. 
Technical meeting 
Sebelum kegiatan Pendakian Ibu Bumi berlangsung, kami melakukan Technical meeting pada Rabu, 20 April 2017 pukul 16.00 di area Lapangan Futsal IAIN Surakarta. Technical meeting berisi pembacaan serangkaian acara yang akan dilaksanakan dari mulai upacara pemberangkatan sampai dengan penutupan. Selain itu kami juga meberikan serangkaian persiapan seperti peralatan yang harus dibawa dan pembagian kelompok. Hal ini ditujukan agar setiap peserta dapat saling berbaur dan membangun kekompakan serta dapat belajar mandiri seperti yang termaksut dalam arti Emansipasi wanita.   
Pelaksanaan Kegiatan
Jumat, 21 April 2017. Kegiatan dihari pertama dibuka dengan upacara keberangkatan yang dipimpin langsung oleh ketua umum SPECTA, Afrizal A. Wahid (Golek) dimana seluruh peserta maupun petugas wanita dalam upacara mengenakan Kebaya sedangkan Batik untuk laki-laki. Dalam upacara tersebut tidak lupa kami memohon kepada sang pencipta alam semesta, Allah SWT. agar kegiatan yang kami laksanakan sebagai warga negara untuk negara kami berlangsung dengan baik dan lacar. 
Sabtu, 22 April 2017. Pendakian dimulai tepat pukul 09.30 WIB dengan start gerbang pendakian Gunung Merbabu di jalur pendakian Selo. Jalur pendakian yang terjal, berliku  dan licin yang dapat membuat terjatuhnya dan tergelincirnya para pendaki berhasil dilewati oleh para pendaki wanita dimana memiliki kemampuan sedikit lemah dibanding pria. Hal ini dapat mencerminkan tidak mudahnya perjuangan R.A kartini dalam berjuang untuk keinginannya bagi kaum wanita. Begitu banyak rintangan dan lika-liku yang dihadapi untuk mewujudkan mimpinya bagi kaum wanita agar mereka mendapatkan kehidupan yang setara di Indonesia ini. 
Sabtu(22/4). Foto oleh Sinta N.U
(Jalur pendakian Gunung Merbabu)


Sabtu, 23 April 2017. Tepat pukul 08.00 WIB di area sabana 2 Gunung Merbabu, kami melakukan upacara dalam rangka memperingati Hari Kartini dan Hari Bumi. Dalam upacara tersebut, panasnya matahari serta cuaca yang sejuk seakan turut hadir di tengah-tengah upacara Pendakian Ibu Bumi. Upacara dipimpin langsung oleh Afrizal A. Wahid selaku ketua umum Mapala SPECTA. Isi dari sedikit pidato yang disampaikan oleh Afrizal (Golek) mengenai implementasi terhadap peringatan hari Kartini oleh Bangsa Indonesia. Tidak hanya peserta Pendakian Ibu Bumi yang mengikuti upacara tersebut, banyak para pendaki lain yang turut serta mengikuti upacara tersebt. Dengan penuh keikhlasan dari hati, sebagai Bangsa Indonesia mereka sadar bahwa mereka harus turut berpartisipasi dalam seluruh pringatan-peringatan atau hari-hari besar yang ada di Indonesia dimanapun mereka berada. 
Minggu(23/4)
(Sebagian peserta Pendakian Ibu Bumi)

Minggu(23/4). Foto oleh Sinta N.U
(Bersama pendaki dari Tangerang)

Minggu(23/4). Foto oleh Sinta N.U
(Bersama para pendaki Wanita)

Setelah serangkain kegiatan untuk memeringati hari Kartini, kegiatan selanjutnya adalah Bersih Gunung dalam rangka memperingati Hari Bumi. Aksi ini kami lakukan demi terciptanya lingkungan Gunung Merbabu yang bersih, aman dan nyaman. Dengan banyaknya sampah yang ada di area Gunung Merbabu akan membahayakan lingkungan Gunung bahkan dapat membahayakan para pendaki karen selain dapat mencemari alam, adanya sampah terutama sampah plastik seperti bungkus makanan instan, botol, dll yang merupakan anorganik  dapat membuat pendaki terpeleset. Kegiatan bersih gunung yang kami lakukan bersifat persuasif yaitu selain untuk peserta pendakian Ibu Bumi  juga bagi para pendaki lain agar kita sama-sama sadar bahwa adanya sampah dan menyampah digunung itu akan merusak keindahan Gunung Merbabu.
Untuk itu yuk kita sebagai Bangsa Indonesia sama-sama menjaga dan melestarikan budaya serta alam negara kita, Indonesia, agar nantinya anak, cucu dan keturunan kita masih dapat melihat indahnya budaya dan alam Indonesia. 
Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terlaksananya Kegiatan Donor Darah Mapala Specta di Klinik Syifa Medica UIN Raden Mas Said Surakarta: Sebuah Kerja Sama dengan PMI Sukoharjo

Pada tanggal 24 April 2024, Mapala Specta (Mahasiswa Pecinta Alam) UIN Raden Mas Said Surakarta menyelenggarakan kegiatan donor darah yang...