Kamis, 25 November 2021

Mengenang 53 tahun lalu Soe Hok Gie di Semeru



    Gunung Semeru menjadi saksi bisu meninggalnya seorang aktivis muda yang berasal dari Indonesia, yakni Soe Hok Gie, 53 tahun silamPemuda yang sering akrab disapa Gie ini menghembuskan napas terakhirnya di Puncak Mahameru, Gunung Semeru, pada 16 Desember 1969.Jalur pendakian Gunung Semeru pada masa itu jauh lebih ekstrem sebab belum banyak pendaki menjadikannya destinasi seperti beberapa dekade belakangan.Gie dan Idhan Lubis, diduga menghirup gas beracun yang massanya lebih berat dari oksigen.

Mendaki untuk merayakan Ulang tahun

    Diberitakan Harian Kompas, 22 Desember 1969, tersiar kabar bahwa ada dua pendaki dari Jakarta tewas di Gunung Semeru, Jawa Timur. Mereka adalah Soe Hok Gie dan Idhan Lubis.Gie dan Idhan bersama rombongan pendaki lainnya, yakni Abdurrachman, Herman Onesimus Lantang, Anton Wijaya, Rudy Badil, Freddy Lodewijk Lasut, dan wartawan Sinar Harapan Arstides Katoppo.Sehari sebelumnya, pada 21 Desember 1969, TNI Angkatan Laut mencoba mencari para pendaki ini, tetapi kabut membuat proses pencarian semakin sulit.Rombongan pendaki ini berangkat dari Stasiun Gambir pukul 07.00 ke Stasiun Gubeng Surabaya.Mereka berencana mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa, sekaligus menjadi hari istimewa Soe Hok Gie yang akan merayakan ulang tahun ke-27 pada 17 Desember.

Mengambil Jalur yang Tidak Biasa

    Jalur pendakian Mahameru saat itu belum banyak dikunjungi  para pendaki. Gie dan rombongannya membawa buku panduan mendaki Gunung Semeru terbitan Belanda tahun 1930.Kendati demikian, mereka mengambil jalur yang tidak umum dengan melewati Kali Amprong mengikuti pematang Gunung Ayek Ayek, sampai turun ke arah Oro Oro Ombo.Harian Kompas, 16 Desember 1984, memberitakan, rombongan ini mendirikan kemah di Oro Oro Ombo, kemudian melanjutkan perjalanan ke Di Recopado.Mereka meninggalkan tas dan tenda untuk bisa mencapai Puncak Mahameru.Mereka membagi dua kelompok. Kelompok pertama ada Aristides, Gie, Rudy Badil, Anton Wijaya, Abdurrachman, dan Freddy. Kedua, Herman bersama Idhan.Mereka sampai di Puncak Mahameru jelang sore dan mulai kehabisan tenaga. Gie menunggu rombongan Herman yang tertinggal di belakang.Tiba-tiba rekan, satu kelompoknya mulai meracau. Akhirnya Aristides dan Freddy pun membawa Maman kembali ke shelter.

Herman dan Idhan akhirnya tiba di Puncak Mahameru.

Sesampainya di sana, Hok Gie sedang duduk. Idham ikut duduk bersamanya. Namun, Herman tetap berdiri.Menurut  kesaksian Herman, Gie dan Idhan menghirup gas beracun yang massanya lebih berat dari oksigen. Hal ini menyebabkan kondisi keduanya sudah sangat lemas. Dia menduga, gas itu muncul ketika mereka berdua duduk.Dari kesaksian Herman, Gie hanya terdiam, kemudian menggelapar.Gie dinyatakan meninggal di Puncak Mahameru karena menghirup gas beracun, beberapa jam sebelum genap berusia 27 tahun. Tak lama berselang, Idhan meninggal menyusul Gie.Akibat jalur yang ekstrem, evakuasi jenazah kedua pemuda ini cukup panjang. Jenazahnya baru dimakamkan pada 24 Desember 1969.

Gie Dikenal sebagai mahasiswa idealis

    Soe Hok Gie lahir di Jakarta, 17 Desember 1942. Dia adalah aktivis Indonesia keturunan Tiong Hoa.Ia menempuh pendidikan di SMA Kolese Kanisius. Kemudian, melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia (UI) pada 1962 di Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra hingga tahun 1969.Pada Januari 1966 hingga 1967, Gie ambil peran dalam memimpin demonstrasi mahasiswa, jelang runtuhnya rezim Soekarno. Bahkan, setelah kekuasaan berpindah tangan ke Soeharto, Gie tetap menulis kritik sosialnya.Gie kerap menyampaikan pendapat dan pandangannya melalui koran, majalah, pamflet, serta penerbitan lain baik di dalam maupun luar negeri.Sejarah pergerakan mahasiswa Indonesia mencatat nama Soe Hok Gie sebagai simbol idealisme dari kalangan intelektual.

Terlaksananya Kegiatan Donor Darah Mapala Specta di Klinik Syifa Medica UIN Raden Mas Said Surakarta: Sebuah Kerja Sama dengan PMI Sukoharjo

Pada tanggal 24 April 2024, Mapala Specta (Mahasiswa Pecinta Alam) UIN Raden Mas Said Surakarta menyelenggarakan kegiatan donor darah yang...