Ekspedisi Muda II Mapala Specta tahun ini sukses dilakukan oleh angkatan 26 Kartala Parahita di gunung Lawu via Cemoro Kandang. Ekspedisi ini dilakukan pada tanggal 5-7 Oktober 2020 dengan misi membawa sampah dari puncak Hargo Dumillah hinga ke pos Cemoro Kandang dan pemasangan plakat arah kiblat di setiap pos atau shelter hingga puncak. Hal yang mendasari dilakukan nya ekspedisi ini adalah karena belum adanya plakat arah kiblat di jalur cemoro kandang dan banyaknya sampah yang terdapat di jalur itu sendiri. Dan juga kami melihat bahwa Lawu dijadikan sebagai sasaran para pendaki dikala pandemi ini karena banyaknya gunung yang tutup sehingga memungkinkan banyak nya sampah yang terdapat disana.
Malam hari di tanggal 5 Oktober kami tiba di basecamp cemoro kandang. Setibanya disana kami langsung melakukan sosiologi pedesaan yang dibagi menjadi beberapa tim. Sosiologi Pedesaan adalah cabang dari disiplin ilmu sosiologi yang mempelajari tentang kehidupan masyarakat pedesaan beserta segala hal yang terkait, termasuk struktur sosial, kondisi, proses dan sistem sosial. Masyarakat disana mayoritas bermata pencaharian sebagai petani sayur dan pedagang. Masyarakat disana hidup dengan kondisi sosial dimana tidak ada struktur organisasi didalamnya seperti ketua RT dan RW. Kami mewawancarai 4 warga setempat sebagai narasumber. Kami juga diberi informasi tentang mitos-mitos di gunung Lawu seperti jangan menggunakan baju hijau pupus ketika mendaki, jangan menggunakan ikat kepala lorek ketika mendaki, jangan mengganggu burung Jalak Lawu, dan lain sebagainya.
Perjalanan kami dimulai pada tanggal 6 Oktober pagi. Cuaca pada saat itu gerimis dan berkabut, tapi kami tidak patah semangat. Total jumlah anggota kami yang melakukan perjalanan ini adalah 13 orang dengan pendamping 4 orang. Kami mengisi perjalanan dengan canda tawa sehingga kami sangat menikmati perjalanan ini walau hujan dan kabut terus mengiringi hingga pos 3. Keadaan jalur cemoro kandang pada saat itu sepi, bahkan ketika berangkat hanya terdapat dua rombongan termasuk kami.
Total plakat arah kiblat yang kami pasang adalah 7 buah yang berada di pos 1, pos 2, pos 3, pos bayangan, pos 4, pos 5, dan puncak Hargodumillah. Kami memasang plakat kiblat di tiang-tiang yang terdapat di masing-masing shelter dengan menggunakan media kawat dan paku. Dan total sampah yang berhasil kami bawa turun adalah 10 kantung trashbag penuh. Sampah yang kami dapatkan kebanyakan adalah sampah tisu dan plastik yang tidak bisa didaur ulang karena sudah banyak yang rusak termakan waktu. Selain itu, kami masih menemukan banyak sampah air urin di dalam botol, ini menandakan bahwa masih banyak pendaki yang kurang kesadaran akan sampah di gunung. Dengan hal itu, kami membawa pesan tersirat untuk para pendaki agar senantiasa membawa pulang sampah yang dibawa ke gunung.